Bahyudinnor.Com - Mempunyai impian besar dan memilih untuk menjadi pemalas adalah cara yang paling indah untuk menjadi gila. Ya mana ada orang pemalas bisa mewujudkan impiannya. Kalau dia memikirkan impiannya terus dia tidak melakukan apa apa,lama-lama dia bisa jadi gila. Mending jadi, orang bodoh tapi rajin daripada jadi orang pinter tapi pemalas. Orang bodoh tapi rajin setidaknya dia bisa hidup karena dia rajin. Tapi, kalau orang pinter tapi pemalas ya dia ngga akan jadi apa apa.
Harusnya pekerjaan tersebut bisa kamu selesaikan saat itu. Tapi, karena kamu malas akhirnya kamu menundanya untuk dilakukan besok sehingga besok pekerjaan kamu malah menjadi berlipat. Akibatnya nilai kamu dimata bos dan karyawan yang lain jelek, padahal bisa saja kalau kamu menyelesaikan mungkin promosi jabatan lagi menunggu kamu. Harusnya kuliahmu bisa rampung dalam semester ini karna kamu banyak menundanya akhirnya kamu akan menunggu lagi hingga semester depan. Akibatnya uang orang tua mu yang harusnya bisa di alokasikan terhadap hal yang lain atau mungkin biaya haji mereka terbuang lagi karena, harus membayar uang semester kamu. Harusnya kamu sudah bisa menjalankan ide bisnis yang sudah kamu rancang tapi, karena kamu menundanya maka siap-siap aja ide bisnis itu justru dieksikusi oleh orang lain.
Menunda bukan cuma bisa membuang uang dan kesempatan tapi, yang lebih parah adalah dengan menunda pekerjaan kamu akan menunda KESUKSESAN. Refreshing dengan teman-temanmu, ngopi, ngobrol,bermain, nongkrong dicafe si boleh boleh saja selama semua pekerjaanmu sudah kamu selesaikan. Tapi, kalau pekerjaanmu tidak terselesaikan dan kamu lebih memilih nongkrong dan ngopi-ngopi akibatnya akan tambah parah, kamu akan makin strees setelah habis nongkrong tersebut.
Kalau kamu menunda pekerjaanmu silahakan tapi perlu kamu ketahui kalau banyak sekali temanmu yang lagi berkerja keras untuk bisa mengambil posisimu bahkan bisa melampaui kamu. Kalau kamu menunda-nunda untuk mengerjakan kuliahmu silahkan tapi, saat kuliahmu tertunda setahun akan banyak sekali kesempatan dan lowongan pekerjaan atau peluang bisnis yang tidak bisa kamu ambil karena kamu sibuk masih menyelesaikan kuliahmu.
"jika itu penting, kamu akan melakukannya. Tapi, jika itu tidak penting kamu akan mencari alasan untuk tidak mengerjakannya"
Disiplin adalah pembeda mana orang yang hanya ngomong besar dan mana orang yang bekerja keras. Dunia pekerjaan sekarang sangatlah kejam perusahaan begitu kompetitif dan mereka sangat membutuhkan orang-orang yang punya profosionalisme yang tinggi sehingga, perusaahan mereka bisa bertumbuh dan berkembang. Dan pada saat kamu dianggap tidak lagi mempunyai kompotensi maka siap-siap kamu akan dibuang dari perusahaan itu.
Dunia bisnis juga tidak kalah menyeramkan saat kamu menunda maka, kamu akan kehilangan kepercayaan. Kalau kepercayaan hilang maka, siap-siaplah untuk terjungkal kebawah karena, pelayanan adalah segalanya. Sebuah bisnis bisa besar kalau pemilik bisnis mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang baik. Dan ciri-ciri orang yang mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang baik adalah mereka yang mampu menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Biasakan lah untuk tepat waktu, merencanakan tugas berdasarkan prioritas. Buatlah deadline target dan lakukan tugas sesuai jadwal, jangan memaksakan diri saat benar-benar lelah.
Beranilah menolak hal-hal yang bukan prioritas dan kurangi hal-hal yang tidak produktif.
Dunia tidak perduli dengan kondisi moodmu saat ini, jangan menunggu mood datang tapi ciptakanlah moodmu untuk mengerjakan apa yang sudah kamu kerjakan. Jangan malas karena, kamu tidak akan jadi apa-apa bila kamu jadi pemalas. Jangan menunda kerena, Tuhan tidak suka orang yang menunda-nunda.
Menunda hanya akan menciptakan masalah baru, mungkin kamu sekarang merasa heppy karena, sudah menundanya. Tapi, besok pikiranmu akan tambah terbebani dan masalah tidak akan pernah terselesaikan.
Janganlah menunda, menunda hanya akan mendatangkan rasa sesal dalam hidupmu.
Stop MENUNDA
Lakukan SEKARANG!
Dan siap lah jadi PEMENANG Dalam KEHIDUPAN
Editor: Admin Hermayanti