"Belajar Bikin Gambar AI dari NOL! GABUNG SEKARANG!

Dilema Pendidikan | Benarkah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Meningkatkan Angka Putus Sekolah?

Dilema Pendidikan | Benarkah Pendididikan Jarak Jauh Meningkatkan Angka Putus Sekolah?
BAHYUDINNOR.COM - Permulaan tahun 2019 kita dikejutkan dengan kabar berita munculnya virus covid-19 (corona virus deaseas 19) yang menyebar petama kali di negara Cina tepatnya di kota Wuhan. Tidak diketahui dari mana muncul pertama kali virus itu sampai saat ini masih menjadi misteri. Ada yang mengklaim bahwa virus tersebut berasal dari pasar hewan di kota Wuhan. Hal ini memicu reaksi Cina bahwa virus covid-19 berasal dari unggas yang diimpor dari berbagai negara lain yang masuk ke negara Cina.
Terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, semua negara di dunia kini sama-sama menghadapi dampak wabah Covid-19. Sebanyak 158 negara di dunia terkena imbas virus covid-19 dalam berbagai bidang. Salah satunya bidang pendidikan.

Hampir semua negara di dunia menutup sekolah untuk pembelajaran tatap muka, tidak terkecuali di Indonesia. Pembelajaran tatap muka beralih pada system daring atau online. Bukan tanpa alasan, pemberlakuan PJJ diberlakukan karena alasan kesehatan. Pemerintah menghindari penyebaran covid-19 di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Pendidikan Jarak Jauh menjadi barang baru bagi dunia pendidikan. Pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan mengalami culture shock atas perubahan social yang terjadi baik pemerintah, guru, peserta didik, orang tua dan masyarakat pada umumnya. Culture shock adalah terjadinya perubahan social pada masyarakat dan berdampak pada geger budaya yakni ketidaksiapan masyarakat untuk menghadapi perubahan social sehingga berdampak buruk bagi masyarakat tersebut. 

Menurut data kemendukbud, jumlah anak putus sekolah untuk semua jenjang mencapai 159.075 anak. Untuk persentase berdasarkan jenjang maka siswa putus sekolah jenjang SD sebanyak 37,36 persen, siswa putus sekolah jenjang SMP adalah 24,17 persen, siswa putus sekolah jenjang SMA adalah 16,88 persen dan siswa putus sekolah jenjang SMK adalah sebanyak 20,36 persen. Kondisi ini menjadi momok tersendiri dalam dunia pendidikan.

Kondisi putus sekolah disebabkan oleh faktor yang beragam, pertama, keterbatasan biaya sekolah. Siswa dari kalangan ekonomi prasejahtera tidak hanya kesulitan membeli pulsa tetapi juga tidak memiliki gadget. Ditambah lagi pemutusan hubungan kerja dan kehilangan sumber pendapatan orang tua membuat siswa harus membantu orang tua mencari nafkah sehingga tidak bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah.

Kedua, banyak siswa mengalami tekanan secara psikologis karena berbagai masalah yang muncul selama mengikuti pembelajaran daring di masa pandemi. Mayoritas dari mereka tidak bisa mengakses pembelajaran daring, sehingga banyak dari mereka yang tidak naik kelas sampai putus sekolah. Kesenjangan akses internet dan kurangnya infrastruktur yang tersedia di wilayah tempat tinggal mereka membuat mereka sulit mengakses materi pembelajaran. Belum lagi topografi wilayah yang berbeda-beda pada setiap wilayah di Indonesia menjadi salah satu penghambat proses pembelajaran PJJ.

Ketiga, pernikahan dini. Menurut catatan pengadilan agama, selama pandemi sebanyak 34.000 permohonan dispensasi pernikahan anak terjadi di Indonesia. Calon pengantin yang mengajukan pernikahan belum berusia 19 tahun. Calon pengantin yang belum matang dari segi fisik beresiko saat kehamilan dan proses melahirkan. Dari segi mental dan emosional yang belum stabil dapat memicu terjadinya permasalahan dalam rumah tangga. Kondisi belum mapan secara ekonomi dan pekerjaan dapat membuat masyarakat masuk ke jurang kemiskinan yang lebih dalam. 

Tentunya kita tidak akan membiarkan generasi bangsa sebagai ujung tombak masa depan negara harus putus sekolah karena pandemi covid-19. Justru ini menjadi salah satu tantangan dan motivasi kita bersama untuk mengatasi keadaan ini agar tidak bertambah buruk. Antisipasi harus segera dilakukan untuk menghindari melonjaknya angka putus sekolah. Berbagai pihak harus saling membantu, berkontribusi demi menekan angka putus sekolah.

Pertama, pemerintah harus merelaksasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung PJJ. Dana BOS yang sudah sampai ke tangan sekolah hendaknya bisa digunakan secara fleksibel untuk persiapan protocol kesehatan maupun meningkatkan infrastruktur dalam akses pendidikan. Serta menyiapkan proses pengawasan penggunaan anggaran sehingga tepat sasaran. Selain itu program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang menjadi salah satu program andalan presiden hendaknya dapat dijalankan dengan baik agar hambatan anak usia sekolah secara ekonomi.

Kedua, sosialisasi secara masiif penggunaan TVRI untuk menjangkau daerah terpencil dalam pembelajaran daring serta pengemasan tayangan yang lebih menarik. Selama ini pemirsa TVRI semakin berkurang karena kalah bersaing dengan tayangan yang disajikan oleh stasiun televisi komersial lainnya yang lebih menarik. Belum lagi dewasa ini kalangan pelajar kecanduan menggunakan gadget.

Ketiga, distribusi kuota internet tepat sasaran bagi peserta didik yang tinggal di daerah-daerah yang topograsi tidak terjangkau oleh jaringan internet. Sehingga peserta didk dapat melaksanakan proses pembelajaran secara baik jika akses internet selama pandemi terbuka dan mudah didapatkan.

Keempat, dukungan keluarga kepada anak-anaknya untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Orang tua harus memahami bahwa meski di rumah anak mereka harus tetap berkonsentrasi pada proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Orang tuanya hendaknya mendampingi bagaimana anak-anak mereka dalam belajar.

Semua pihak hendaknya bersinergis dan bekerjasama untuk mengantisipasi angka putus sekolah. Kita semua berharap pandemi cepat berakhir sehingga pembelajaran dapat kembali dilakukan dengan tatap muka. Pembelajaran Jarak Jauh dengan segala hambatan dan kendalanya dapat kita hindari. 


Baca Juga
Selanjutnya kalian mau dibuatkan artikel tentang apa? Tulis dikolom komentar ya!!!

Posting Komentar